Selasa, 02 Agustus 2011

Agenda Dadakan

Awalnya saya menyangka bahwa di hari Senin (4/4) saya tidak memiliki kesibukan. Tapi ternyata itu salah.
Setelah mandi pagi, ada satu pesan singkat (sms) dari omku. Dia memintaku untuk pergi ke kantornya dan kemudian menuju ke Balaikota Surakarta. “Jam 08.00 WIB ke kantor kemudian ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeda) Solo,” begitu tulisnya.
Saat itu menunjukkan pukul 08.00 WIB. Karena belum persiapan apapun, kemudian saya pun menanyakan seandainya langsung ke Balaikota bagaimana. Dan omku mengizinkan. Dia memintaku unutk menemui salah seorang pegawai di sana dan meminta surat undangan unutk rapat tim surveyor Dana Abadi Rukun Tetangga (RT). Dengan penuh antusias, saya pun menyambut dengan baik tugas ini.
Saya bersyukur karena ada kegiatan yang harus saya lakukan. Padahal sebelumnya tidak ada bayangan sama sekali aktivitas apa yang akan saya lakukan di hari Senin ini. Proposal skripsi juga baru selesai dibaca dosen Selasa (5/4) besok. Kuliah juga tidak ada.
Selesai mempersiapkan semuanya, kemudian saya menuju ke Bapeda yang ada di Balaikota Solo. Sesampainya di sana, saya langsung disambut oleh pegawai yang dimaksud. Tidka lama kemudian kuterima 30 surat undangan yang sudah dicap oleh Bappeda.
Selanjutnya saya harus menuju ke kantornya om Din, Kaukus 17++ di Jalan Sam Ratulangi, Banjarsari. Di sana kemudian saya menuliskan nama-nama yang akan diberi undangan. Nama-nama tersebut adalah perwakilan warga seluruh Kecamatan Laweyan. Rata-rata setiap kelurahan ada tiga warga yang menjadi delegasi. Rapat kordinasi tim surveyor sendiri dilaksanakan Selasa malam pukul 19.00 WIB di Kantor Kecamatan Laweyan.
Butuh waktu dan tenaga ekstra unutk bisa mendistribusikan semua undangan itu. Sebelum berangkat saya niatkan untuk menambah pengalaman. Tidak ada ruginya jika tahu di mana lokasi kantor kelurahan yang ada di Kecamatan Laweyan. Karena tujuan tersebut saya menjadi tidak putus asa selama mengantarkan undangan. Dari gang ke gang saya menanyakan kepada orang yang ada di simpang jalan. Enatah itu tukang becak atau warga, saya tidak segan untuk bertanya.
Dari 11 kelurahan yang ada, semuanya belum pernah saya jamah. Maklumlah saya lebih banyak hidup di Kecamatan Jebres. Untuk kelurahan yang ada di kecamatan Jebres sebagian besar saya sudah tahu. Hal tersebut tidak lain karena saya pernah melakukan penelitian di seluruh kelurahan di Kecamatan Jebres.
Alasan keamanan
Pendistribusian undangan dimulai pukul 11.30 WIB sampai pukul 14.30 WIB. Saya memilih waktu tersebut karena biasanya di suasana siang hari yang panas tidak banyak polisi yang berkeliaran mencari uang di jalan.
Dan ternyata benar, selama mengantarkan undangan, saya bersama ‘ninja ijo’ selamat sampai tujuan. Sesampainya di kos langsung saja tidur. Anehnya, setelah Ashar, ada beberapa teman yang memberitahukan bahwa di depan Rumah Sakit Dr. Moewardi ada razia polisi (mokmen). Untungnya tidak ketangkep.
Padahal setelah Ashar saya harus pergi ke PMII Cabang untuk menghadiri rapat pengurus yang sempat tertunda. Senbenarnya dilaksanakan kemarin sore. Tapi karena hujan maka terpaksa harus ditunda.
Ini bukan kali pertama ‘ninja ijo’ menemaniku untuk berkeliling Kota Solo. Sebelumnya sudah banyak jasa yang diberikannya kepadaku. Sudah hampir empat tahun motor tua itu menemaniku dalam suka maupun duka.
Ditulis di Sekre PMII, Senin (4/4) pukul 21.30 WIB

Membudayaka membaca
Membaca buku adalah jendelanya ilmu. Sadar akan hal tersebut, mulai Senin (4/4) subuh saya membaca buku. Saya ingin membudayakan membaca buku.
Menurutku, orang yang membaca buku akan memiliki pengalaman yang lebih luas daripada orang yang tidak pernah membaca. Begitu juga dengan mahasiswa, apalagi itu adalah mahasiswa sejarah seperti diriku ini.
Saya pernah melihat langsung orang yang tidak kuliah, tapi dia rajin membaca buku, dia malah lebih pandai daripada mahasiswa yang sering bergelut dengan buku, hal tersebut terbukti dari banyaknya mahasiswa yang berkonsultasi kepadanya.
Di rumahnya sebagian besar dipenuhi oleh rak yang berisi tumpukan buku. Tentunya buku-buku tersebut itu dibacanya, tidak sekadar dikoleksi semata. Itulah yang harus saya tiru. Buku tidak hanya untuk dikoleksi tapi yang lebih penting adalah dibaca.
Mulai saat ini saya menginginkan untuk membaca buku sampai selesai, tidak setengah-setengah saja. Minimal satu pekan adalah satu buku. Itu menurutku sudah baik
Ppermasalahannya, sekarang ini saya sedang cinta menulis. Bagaimana untuk membagi antara waktu unutk membaca dan menulis. Pernah tidak sengaja saya membolak-balik buku dan menemukan di salah satu halaman. Di dalamnya tertulis porsi antara membaca dan menulis adalah 60 banding 40. Unutk yang pertama adalah membaca, sedangkan yang terakhir adalah unutk menulis.
Saya tahu karena tanpa adanya bahan bacaan, tidak ada sesuatu yang bisa unutk ditulis. Karena inspirasi didapatkan salah satunya dengan membaca. Entah itu buku, jurnal atau catatan lainnya. Ibaratnya, menulis itu adalah sebuah kendi. Apa yang diisikan ke dalam kendi, maka itulah yang dikeluarkan. Seandainya diisi air putih maka yang keluar adalah air putih. Begitu juga seterusnya. Yang menjadi isi kendi itulah membaca.
Ada satu kendala yang membuatku tidak bisa membaca dengan maksimal. Kendala tersebut adalah kesibukan yang saya lakukan. Saya juga heran dengan diriku yang sangat suka berkativitas.
Dengan demikian ada tiga hal yang menjadi gaya hidupku. Saya mengatakan gaya hidup dan bukan hobi karena kalau hobi itu hanya sekadarnya saja. Lain jika itu sudah menjadi gaya hidup. Ketiganya adalah beraktivitas, membaca dan menulis. Yang menjadi tugasku adalah menyinergikan ketiganya agar bisa menjadi kekuatan yang hebat di dalam diriku ini.
Minimal dalam satu hari saya harus membaca satu jam. Apapun itu yang dibaca. Boleh buku atau tulisan lainnya. Begitu juga dengan kegiatan menulis. Minimal satu halaman harus saya tulis di netbook. Boleh juga menulis di buku yang mulai jarang saya gunakan.
Ditulis di Sekre PMII, Senin (4/4) pukul 22.05 WIB
Antara hobi dan gaya hidup
Terkadang seseorang menyamakan antara gaya hidup dan hobi. Padahal antara keduanya itu sangat berbeda.
Hobi itu dilakukan sekadarnya saja. Biasanya dilakukan kalau sempat saja. Jika seseorang itu sangat sibuk, hobi itu bisa ditinggalkan. Lain jika gaya hidup. Gaya hidup memang sudah menjadi ciri khas hidupnya. Oleh karena itu dinamakan gaya hidup.
Pertanyaan selanjutnya. Apakah gaya hidup itu termasuk kebutuhan hidup?

Agenda besok pagi
Selasa (5/4) besok ada beberapa agenda yang harus saya laksanakan. Salah satunya adalah ujian sejarah Indonesia lama. Selain itu adalah penentuan judul skripsiku diterima atau tidak.
Baru saja ngobrol dengan Farid, dan hasilnya, setelah shalat Subuh adalah olah raga badminton di halama gedung RW 23. Lokasinya tidak jauh dari kosku. Selesai berolahraga, selanjutnya adalaha sarapan pagi. Sudah menjadi fasilitas di kosku setiap pagi ada penjual nasi keliling. Nasi bungkus yang dijual relatif murah harganya, yaitu Rp 1000. Begitu juga dengan aneka gorengan yang rata-rata hanya Rp 500.
Saya punya rencana untuk merutinkan olah raga badminton setiap dua hari sekali. Masalahnya tidak semua temanku suka bermain permainan itu. Apalagi waktu yang saya tawarkan adalah pagi yang kebanyakan digunakan oleh mahasiswa untuk tidur. Padahal olah raga itu penting.
Apalagi bagi mahasiswa yang tidak begitu banyak kesibukan. Saya mengatakan demikian karena sebagian besar mahasiswa yang saya amati hanya kuliah, makan, dan tidur. Tidak begitu banyak aktivitas yang membutuhkan tenaga fisik. Penyakit dengan mudah akan menyerang kepada seseorang yang jarang berolehraga.
Kemudian di malam harinya saya harus mendampingi para pengurus PMII yang rapat di sekre PMII. Rapat besok malam membahas seputar agenda yang akan dilakukan selama bulan April ini. Tentunya ini adalah kesempatan bagi PMII untuk kembali menentukan format gerakan. Kesempatan ini tidak lain karena pada 17 April mendatang PMII akan merayakan Hari lahir (Harlah) ke-51 tahun. Entah akan ada acara apa di PMII Komisariat Kentingan.
Selain itu, pada bulan April ini juga ada agenda Hari Kartini pada tanggal 21 April emndatang. Rencanaku akan diadakan diskusi antar gerakan khusus di UNS. Semuanya itu bisa sdibix=carakan dalam rapat besok malam.
Bersamaan dengan itu, saya juga harus ikut mendampingi tim surveyor Dana Abadi RT di Kantor Kecamatan Laweyan. Oleh karena itu harus pandai-pandai mengatur waktu agar bisa dilakukan semua.
Harapanku semoga rencana besok berjalan lancar dan baik-baik saja. Amin….
Ditulis di Sekre PMII, Senin (4/4) pukul 23.10 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar