Senin, 23 Juli 2012

Fenomena Kultum

Di bulan Ramadhan ada sebuah acara spesial yang sering dijumpai di berbagai masjid. Kuliah Tujuh Menit atau Kultum menjadi agenda rutin setiap bulan suci tiba. Ceramah singkat ini biasanya disampaikan menjelang berbuka, setelah Isya’, atau setelah Subuh. Dilihat dari nama yang diberikan, ceramah ini erat kaitannya dengan waktu. Dengan alokasi waktu yang terbatas, yakni tujuh menit, penceramah diharapkan dapat menyampaikan maksud kepada para jama’ah. Bukan perkara gampang menyampaikan sebuah materi dalam waktu singkat kepada para jama’ah yang terdiri dari berbagai latar belakang berbeda. Diperlukan strategi khusus agar ceramah tersampaikan dengan baik. Ada baiknya tema yang disampaikan adalah hal-hal ringan yang bersifat amalan atau sebuah keutamaan (fadhilah), bukan hal-hal kontroversi yang membutuhkan penjelasan panjang dan rumit. Kultum hanyalah ceramah singkat untuk sekadar mengingatkan dan menambah wawasan kepada jama’ah tentang ajaran agama, bukan menjelaskan masalah yang justru membingungkan jama’ah. “Ringan dan mencerahkan” mungkin dapat dijadikan prinsip dalam Kultum. Alokasi tujuh menit adalah kondisi ideal Kultum. Akan tetapi, fakta di lapangan menunjukkan, tidak sedikit para penceramah yang melebihi waktu yang disediakan, yaitu tujuh menit. Sehingga yang terjadi, ketika materi yang disampaikan kurang mencerahkan ada sebagian jama’ah yang lebih memilih segera meninggalkan masjid, dan sebagian lagi memilih untuk tidur. Hal ini biasanya terjadi pada Kultum Subuh. Alangkah baiknya, jika yang ditempelkan di dinding masjid tidak hanya nama dan waktu ceramah, tetapi juga dicantumkan tema-tema yang akan disampaikan oleh para penceramah. Tujuannya agar tidak terjadi kesamaan antara materi satu dengan yang lain. Selain itu, hal tidak kalah pentingnya adalah peringatan waktu tujuh menit bagi para penceramah. Kehadiran Kultum di bulan suci Ramadhan dapat dijadikan sebagai sarana untuk saling mengingatkan kepada sesama dan berlomba-lomba dalam kebajikan (fastabiqul khoirot). Kultum bukanlah sekadar acara rutinitas tahunan yang tanpa tujuan dan aturan. Ditulis di Gendingan, Senin (23/7) pukul 04.25 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar