Sabtu, 05 Januari 2013

Euforia Kemeriahan Tahun Baru

Waktu menunjukkan pukul 00.30 WIB. Kemeriahan menyambut tahun baru sudah usai. Namun demikian, sesekali masih terdengar suara letusan kembang api yang tidak meriah. Momentum pergantian tahun yang dinanti sejak sore hari sudah selesai. Lantas, apa lagi yang akan dilakukan setelah itu? Sore hari Kota Solo dan sekitarnya diselimuti awan gelap. Menjelang Maghrib hujan lebat mengguyur. Kondisi menjadikan arus transportasi lumpuh, termasuk di pusat kota. Suara terompet yang terdengar ramai di sore hari tiba-tiba saja hilang. Banyak penjual yang lebih memilih menutup dagangannya untuk sementara waktu. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kerugian yang lebih besar. Dari siaran televisi menunjukkan bahwa kondisi ini juga terjadi di beberapa kota di Pulau Jawa seperti Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Jakarta, dan Bandung. Akan tetapi sekitar pukul 22.00 WIB hujan mulai reda. Sebagian besar kota di Indonesia merayakan acara pergantian tahun baru dengan pesta kembang api dan berbagai panggung hiburan. Di Solo, sebagaimana tahun lalu, menerapkan progam car free night di sepanjang jalan protokol. Progam ini dinilai efektif untuk menikmati pergantian tahun karena selain memperkecil polusi udara juga mengurangi kemacetan. Progam serupa juga dilakukan di beberapa kota besar lainnya di Indonesia. Tepat pukul 00.00 WIB pesta kembang api dimulai. Satu persatu kembang api dinyalakan dan menghiasi langit Kota Solo yang murung sejak sore. Pesta kembang api menjadi penanda tahun baru 2013 telah tiba. Sebuah Harapan Merayakan pergantian tahun tentu tidak sekadar pesta kembang api saja. Tetapi lebih dari itu adalah adanya rencana dan target-terget yang hendak dicapai selanjutnya. Ketika hanya dimaknai dengan pesta kembang api dan pawai motor, maka momentum itu akan selesai dengan sangat cepat. Yang terjadi setelah pergantian tahun tidak ada lagi sesuatu yang spesial lagi karena tujuan sudah tercapai di pertengahan malam. Bisa jadi karena terlalu lelah merayakan pesta pergantian tahun, pagi harinya bangun kesiangan dan tidak merasakan sesuatu yang berbeda dengan tahun sebelumnya. Semuanya berjalan sebagaimana hari-hari yang lainnya. Kondisi ini berbeda dengan mereka yang tidak sekadar merayakan tetapi juga memiliki visi misi jelas yang akan dicapai di tahun yang akan datang. Minimal dengan rencana yang hendak dicapai menjadikan awal tahun dan seterusnya lebih bersemangat. Modal semangat inilah yang dibutuhkan untuk mewujudkan harapan-harapan yang dimiliki. Ditulis di Gendingan, Selasa (1/1) pukul 00.30 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar