Selasa, 03 Januari 2012

Agenda (Lain) Dosen

Hidup akan menjadi semakin bersemangat ketika manusia memiliki harapan di masa depan. Salah satu hal cara agar muncul harapan adalah ketika seseorang meiliki agenda. Selasa (3/1) pagi adalah hari yang dinantikan. Pasalnya pada hari itu salah seeorang dosenku menjanjikan akan memberi honor dan memberi tugas untuk kegiatan pengabdian masyarakat. Bagi saya yang sudah selesai masa perkulihan, hadirnya sebuah kegiatan adalah angin segar. Kegiatan memang sesuatu yang sedang dicari untuk mengisi kekosongan. Tentunya tidak sekadar kegiatan asal-asalan, tetapi kegiatan yang berkualitas dan bermanfaat untuk masa depan. Ketika memasuki kantor jurusan Sejarah, tepat pukul 09.30 WIB, ternyata Insiwi, belum datang. Dia adalah dosen yang menjanjikan untuk bertemu. Mungkin dia masih dalam perjalanan menuju ke kampus. positif thinking saja. Menunggu adalah sesuatu yang menjengkelkan. Akan tetapi saat itu menunggu bagiku tidak masalah karena ada dosen lain yang juga sedang saya cari. Kebetulan dia ada di kantor. Padahal beberapa hari terakhir dicari tidak ngantor. Dia adalah Bagus Sekar Alam, sekretaris penguji skripsi. Pertemuan dengan dia adalah sesuatu yang diharapkan. Pasalnya dari dia cukup banyak catatan revisi skripsiku. Draft skripsi yang saya ajukan ternyata memang banyak hal yang perlu direvisi. Padahal dosenku yang lain hanya memeprmasalahkan bahasa, bukan sampai pada struktur dan peletakan kalimat. Masukan yang diberikan bagiku hampir sama dengan revisi total. Agar cepat selesai, saya hanya diam tanpa membantah. Ikuti saja apa yang diusulkan. Dia juga bukan penguji skripsi, tetapi hanya sekretaris penguji. Jadi tetap yang dijadikan pertimbangan utama adalah dosen pembimbing skripsi. Pak Bagus, begitu saya memanggil, sedikit banyak tahu dengan penelitian yang saya lakukan, yakni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Bahkan dia mengakui kalau dirinya dulu sempat aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Kemudian di akhir konsultasi, dia mengaku bahwa dirinya adalah kader Nahdlatul Ulama’ (NU). Akan tetapi dia aktif di HMI, bukan PMII. Proyek Dosen Selesai menemui penguji skripsi, giliran selanjutnya saya menemui bu Insiwi. Dosenku menugaskan agar saya memberikan proposal kepada Kepala Desa Jumog, Karanganyar. Kegiatan pengabdian akan diadakan lagi di tempat yang sama. Saat akan keluar, dosenku itu memberikan amplop “uang lelah” sebagai notulensi. Sekilas membaca, ternyata proposal pengabdian budi daya jamur tiram yang saya bawa cukup sederhana. Menurutku lebih bagus proposal PKM yang biasa diciptakan oleh mahasiswa. Akan tetapi untuk permasalahan dana jangan ditanya. Untuk kegiatan budidaya jamur tiram bagi ibu rumah tangga menghabiskan dana sekitar Rp 50 juta. Kemungkinan dana yang dikucurkan oleh Dikti untuk kegiatan pengabdian dosenku tidak jauh beda dari itu. Fenomena dosen yang memiliki kegiatan di luar (baca: proyek) adalah hal yang biasa. Apabila yang dilakukan hanya aktivitas reguler, yakni mengajar, tentunya akan banyak dosen nganggur. Begitu juga, apabila hanya mengandalkan gaji pokok, hasilnya juga tidak seberapa. Untuk menyiasati itu, pemerintah mengembangkan kegiatan yang dapat dilakukan oleh dosen atau tenaga pendidik lainnya. Di antara kegiatan yang dicanangkan adalah pengabdian masyarakat dan penelitian. Terkadang progam yang menghabiskan dana yang tidak sedikit justru tidak atau kurang aplikatif di masyarakat. Kegiatan yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat adalah pengabdian. Progam lain seperti penelitian ilmiah yang bersifat teoritis biasanya hanya dikonsumsi untuk para akademis saja, bukan masyarakat. Juga yang perlu dievaluasi dalam setiap proyek adalah pada keberlanjutan progam. Yang sering terjadi adalah kegiatan hanya dilaksanakan ketika dana turun. Ketika dana sudah habis, kegiatan berhenti di tengah jalan. Dapat dikatakan bahwa kegiatan yang diselenggarakan hanya bersifat taktis atau jangka pendek, bukan strategis. Padahal dengan dana yang sangat banyak dapat digunakan untuk kegiatan yang bersifat jangka panjang dan berkelanjutan. Permasalahannya adalah dana yang dikucurkan biasanya habis di tengah jalan. Ini juga yang perlu dievaluasi. Proyek yang dilakukan oleh dosen tidak hanya menambah pengalaman dan penghasilan. Setiap kegiatan baik yang bersifat akdemis amupun non-akademis akan dapat meningkatkan pangkat dosen. Tinggi rendahnya pangkat atau golongan juga menentukan gaji yang diterima setiap bulan. Tugas utama dosen adalah mengajar. Tetapi ketiga sudah memiliki pangkat yang tinggi ada beberapa dosen yang lupa dengan tugasnya. Banyak dosen yang asyik dengan kegiatan di luar dan mengorbankan tugasnya di kelas. Biasanya dosen senior hanya memberikan tugas di kelas tanpa mau tahu dan kenal mahasiswa yang diajarnya. Kegiatan di kelas adalah kegiatan alternatif selain kegiatan di luar yang lebih menjanjikan. Ditulis di Gendingan, Selasa (3/1) pukul 10.56 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar