Minggu, 01 Januari 2012

Perayaan Tahun 2012 Baru di Solo

Malam itu, ribuan pengguna motor bergerak menuju ke arah Kota Solo. Sebagian besar mereka adalah masyarakat dari daerah di eks Karesidenan Solo. Mereka akan merayakan pergantian tahun 2012.
Perayaan malam tahun baru ada yang berbeda dengan dengan tahun sebelumnya. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menerapkan progam Car Free Night (CFN). Kegiatan ini adalah yang pertama kali di Kota Bengawan dan di seluruh Indonesia. Pertimbangan dari pemberlakuan progam CFN adalah mengacu suksesnya acara Car Free Day (CFD) yang dilakukan setiap Minggu setiap pekannya.
Konsep CFN sama dengan CFD, di mana para pengguna kendaraan bermotor maupun mobil tidak boleh melewati Jalan Slamet Riyadi. Harapannya dengan adanya kegiatan ini, para pengunjung akan menikmati indahnya malam tahun baru tanpa ada suara bising dan polusi udara. Progam itu dilaksanakan mulai pukul 21.00 sampai puncak pergantian tahun.
Di sepanjang Jalan Slamet Riyadi tidak hanya diramaikan dengan pedagang terompet, tetapi juga diramaikan dengan beragam hiburan di sana. Misalnya pagelaran musik yang ada di komplek Stasiun Purwosari. Hiburan tersebut diadakan oleh Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS). Selain itu masih banyak komunitas yang menyajikan acarfa hiburan di sepanjang jalan protokol Kota Solo itu.
Jauh dari keramaian publik, di daerah Kartasura, tepatnya di depan Gedung pasca sarjana UMS digelar acara malam refleksi oleh para aktivis gerakan mahasiswa di Solo Raya. Salah satu tujuan kegiatan malam tahun baru itu adalah mengadakan jumpa pers kepada wartawan. Para aktivis ingin mengklarifikasi terkait dengan insiden yang terjadi di UMS beberapa hari lalu. Intinya mahasiswa menuntuk Polres Sukoharjo untuk bertanggung jawab atas pemukulan terhadap para aktivis.
Menjelang pergantian tahun, para aktivis mengucapkan “sumpah mahasiswa” yang intinya menolak semua jenis penindasan yang ada di Indonesia. Acara malam itu adalah momentum menyatukan gerakan mahasiswa Solo Raya terkait penyikapan isu di tahun 2012.
Puncak Acara
Tepat pukul 00.00 WIB, langit Kota Solo diwarnai dengan letusan kembang api. Tidak hanya di komplek Stadion Manahan dan di Gladak, tetapi ada banyak titik yang juga ikut memeriahkan pergantian tahun 2012. Hampir di berbagai sudut kota terdapat pesta kembang api.
Di berbagai titik terjadi kemacetan. Ini adalah salah satu dampak dari progam CFN. Sebagian besar kendaraan pengunjung diparkir di luar Jalan Slamet Riyadi. Akibatnya adalah penumpukan kendaraan di mana-mana. Meski demikian tidak sampai mengurangi antusias warga untuk menikmati indahnya pergantian malam tahun baru. Padahal sebelumnya hujan ringan sempat membasahi Kota Bengawan. Akan tetapi pada puncak acara, hujan sudah reda. Bahkan langit terlihat sangat cerah.
Di Gilingan, sebagian besar warga menikmati indahnya pergantian tahun dengan berkumpul bersama di luar rumah. Mereka menikmati indahnya pesta kembang api di langit. mereka tidak perlu bersusah payah sebagaimana pengunjung lainnya.
Setelah Tahun Baru
Keesokan harinya, suasana gegap gempita menikmati malam pergantian tahun tidak terasa di komplek kampus UNS. Mungkin juga suasana yang sama juga terjadi di tempat lain. Sebagian besar orang lebih memilih untuk beristirahat untuk mempersiapkan energi untuk beraktivitas di hari esok. Apalagi siswa sekolah mulai Senin (2/1) masuk kembali setelah libur semester.
Jika dibandingan saat pergantian tahun, keadaannya berbanding terbaik. Seakan tidak ada sesuatu yang istimewa sama sekali. Yang paling istimewa adalah saat detik-detik pergantian tahun. Setelah itu berjalan normal seperti biasanya. Padahal salah satu hal perting yang perlu ada setiap perganitan tahun adalah melakukan evaluasi diri (muhasabah) sebagai bahan untuk melangkah ke depannya. Kegiatan evaluasi diri memang selayaknya malah dilakukan setiap hari. Dilakukan pada saat pergantian tahun adalah lebih baik daripada tidak sama sekali.
Seandainya perayaan pergantian tahun hanya dengan pesta kembang api, terompet, pawai motor, dan beragam aktivitas lainnya tanpa ada sebuah iktikad untuk berubah, untuk apa semua itu. Gegap gempita dalam perayaan tahun baru hanya menjadi penghibur hati, pelipur lara yang bersifat sementara saja. Padahal itu semua membutuhkan biaya dan pengorbanan yang besar.
Ketika tahun menjadi baru, tanpa diimbangi dengan sebuah mimpi atau visi yang jelas, akan tertinggal. Pada tahun yang akan datang kita hanya akan melakukan kegiatan seremonial yang tidak menghasilkan sesuatu yang berharga dan berguna bagi kehidupan mendatang.
Tahun baru adalah momentum yang sangat tepat untuk melakukan perubahan dalam diri. Diawali dari dalam diri itulah kemudian mengajak sesamanya untuk ikut berubah ke arah yang lebih baik juga. Jika hidup ini hanya dijalani tanpa ada sebuah rencana, waktu memang terasa begitu cepat. Sepertinya baru saja kemarin merayakan tahun 2011 bersama teman, tetapi sekarang sudah masuk tahun 2012 juga bersama teman. Apabila tidak pandai memanfaatkan waktu, kita yang akan ditinggal oleh waktu.
Kesadaran pentingnya waktu dalam hidup ini perlu ditanamkan dalam setiap diri manusia. Salah satu tujuannya adalah aga tidak membuang waktu untuk kegiatan yang kurang bermanfaat bagi hidup.
Ditulis di Gendingan, Minggu (1/1) pukul 15.37 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar