Jumat, 01 April 2011

Pertanyaan Ibuku

Waktu menunjukkan pukul 07.45 WITA. Saat menelepon ibuku, beliau menanyakan sesuatu yang sangat sulit untuk kujawab dan kujelaskan.
Udara Minggu (14/3) begitu segar. Bangun tidur, dari lantai dua Pusat Pendidikan dan Latihan Departemen Agama (pusdiklat Depag) Banjarmasin saya menelepon ibuku yang ada di rumah. Memang pada awalnya beliau membicarakan masalah keuangan. Sebelum saya meminta, beliau sudah menawarkan akan mengirimkan uang sebesar Rp 500.000. Kok bisa tahu ya. Padahal memang saya menelepon untuk tujuan itu. Hehe….
Tidak tahu sebabnya, tiba-tiba saja beliau menanyakan kepadaku tentang perkuliahanku. “Nang, kapan lulus,” tanyanya.
Saya sempat kaget dengan pertanyaan itu. Dan mengapa ibuku menanyakan hal tersebut kepadaku. Jarang-jarang hal tersebut ditanyakan kepadaku. Biasanya diawal pembicaraan beliau selalu menanyakan kabar dan kesehatanku. Saya pun hanya menjawab insyaallah secepatnya. “Ini lagi seneng kuliah,” kataku.
Saya sadar bahwa tidak mungkin terus-terusan menjadi mahasiswa. Apalagi selama ini perkuliahanku juga dibiayai oleh keluarga. Jadi sudah sewajarnya jika beliau menanyakan hal tersebut kepadaku.
Ibuku ingin saya segera lulus bukan sudah tidak ingin membiayai atau karena ingin menikahkan diriku. Tetapi beliau ingin saya melanjutkan ke jenjang lebih tinggi, yakni S2. Padahal saya belum ada bayangan sedikitpun untuk ke sana. Beliau menyuruhku untuk mencari beasiswa. Seandainya tidak dapat pun ibuku siap membiayainya. Semoga saja dapat, dan itu beasiswa di luar negeri.
Belajar Bahasa
Rencanaku untuk bisa mencapai impian besarku itu, hal pertama yang harus saya lakukan adalah belajar bahasa asing, terutama adalah bahasa Inggris. Belajar bahasa ini bisa di manapun dan kapan pun.
Saya yakin bahwa bahasa adalah modal pertama untuk kuliah ke luar negeri. Untuk apa punya jaringan kalau bahasanya masih kacau. Bahasa adalah alat utama untuk menuju ke sana. Selain itu juga harus banyak belajar lainnya dan memperbanyak keahlian (skill) serta memperluas jaringan.
Bahasa Inggris akan saya kuasai karena saya memiliki modal, bukan materi (uang) tetapi modal lisan yang tidak fasih mengucapkan “r.” Bagi teman-temanku mungkin itu adalah sebuah kekurangan, tapi bagiku itu adalah anugerah yang diberikan tuhan tidak kepada semua orang. Disyukuri saja apa yang diberikan-Nya. Kan semuanya gratis, dan dibagikan cuma-cuma. Hehe….
Sepertinya kehidupan di dunia organisasi sudah cukup bagiku. Saya ingin melepaskan jabatan struktural sebagai ketua umum PMII Komisariat Kentingan. Seandainya diminta untuk menjadi pengurus cabang, saya hanya meminta di bagian pengurus departemen saja, bukan pengurus harian, apalagi menjadi ketua.
Sebelum mencapai semua itu, masih ada satu tugas utamaku, yakni menyelesaikan skripsi. Ini adalah tugas utama untuk meraih gelar sarjana S1. Dan jika dikalkulasi, di semester VIII ini sebenarnya semua perkuliahanku sudah selesai.
Di semester genap ini ada dua mata kuliah yang saya perbaiki, yaitu Sosiologi dan Sejarah Indonesia Lama. Dan di semester ganjil mendatang (IX) sudah tidak ada yang perlu diperbaiki nilainya. Batas memperbaiki nilai sudah saya tetapkan hanya di semester genap ini. Kemudian untuk urusan organisasi, pertengahan Mei mendatang sudah kuserahkan kepada yang lainnya. Dan semua itu sudah saya rencanakan jauh-jauh hari, baik itu urusan perkuliahan maupun urusan organisasi. Memang kalau masih dalam tahap rencana semuanya terlihat baik dan ideal.
Ditulis di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin (14/3) pukul 07.44 WITA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar