Jumat, 20 September 2013

Antara Kerja dan Belajar

Waktu menunjukkan pukul 23.30 WIB. Ia belum dapat memejamkan mata. Entah mengapa di malam itu ada motivasi besar di dalam dirinya untuk segera menyelesaikan malam dan melakukan apa yang dapat dikerjakan esok hari. Antara kerja dan belajar. Ada begitu banyak rencana yang akan dilakukan esok hari. Semuanya menumpuk di dalam kepala. Tidak ingin semangat itu menguap dan hilang, ia pun memutuskan untuk sekadar menuliskan di netbook agar semuanya tidak menumpuk di dalam kepala. Akan tetapi yang masih mengganggu adalah antara pekerjaan dan kegiatan belajarnya. Selesai kuliah (S1) bukan berati minat untuk belajar sudah terhenti dan putus. Yang ia rasakan justru sebaliknya. Meski sudah menyandang gelar sebagai seorang sarjana, akan tetapi pemahaman tentang sastra masih sangat minim, bahkan minus. Ia pun ingin belajar lebih lanjut tentang sastra, tentang aksara, membaca dan menulis. Tidak hanya itu, bahasa asing (English) juga ingin dipelajarinya kembali. Ia berfikir, belajar bahasa ini sejak sekolah dasar sampai di bangku kuliah, tetapi belum bisa juga berkomunikasi dengan baik. Apakah selama ini belajar hanya untuk mengejar nilai dan lulus ujian saja? Entahlah. Yang dia rasakan, semakin banyak belajar semakin menunjukkan betapa bodohnya manusia, tak terkecuali dirinya. Apakah wajar jika seseorang itu membanggakan ilmu yang dimiliki padahal di luar sana masih ada samudera ilmu yang lebih luas. Dan apakah kepandaian dan keberuntungan yang didapatkan adalah murni jerih payahnya, tentu bukan. Pikirannya pun kembali pada pekerjaan yang belum lama ini ditawarkan pada dirinya. Kebetulan saja waktunya bersamaan dengan rencana kegiatan belajar bahasa asing. Baginya, keduanya memiliki manfaat strategis. Di satu sisi, pekerjaan yang ditawarkan cukup menjanjikan karena menjadi Litbang di salah satu media lokal di Kota Solo. Dari pekerjaan itu ia dapat belajar banyak tentang dunia penelitian. Di sisi lain, bahasa asing adalah ilmu alat yang dapat menjadi salah satu kunci menjelajahi dunia. Terlebih lagi, ia sudah merencanakan sampai akhir tahun 2013 orientasi kegiatannya adalah belajar. Tidak ingin larut dalam kebingungan itu, ia pun lebih memilih untuk membaca buku dengan harapan rasa kantuk segera datang dan tidur. Semua pilihan akan memberikan konsekuensi yang berbeda. Tentunya Tuhan juga akan memberikan petunjuk dan banyak tanda yang akan mengarahkan apakah tetap melanjutkan rencana awal atau sebaliknya. Dijalani saja dengan ikhlas. Semoga diberikan pilihan yang terbaik. Bukankah hidup ini tidak hanya hitam dan putih saja, masih banyak alternatif lainnya. Solo, 18 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar