Sabtu, 28 September 2013

Semacam Kesempatan

Setiap orang diberikan kesempatan yang sama untuk hidup 24 jam setiap hari. Akan tetapi dalam memanfaatkannya, masing-masing orang berbeda. Perbedaan itu tidak lepas dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki tentang waktu. Dalam kehidupan ini, semua aktivitas manusia tidak dapat dilepaskan dari dimensi waktu. Setiap orang bergerak dan hidup bersama dengan waktu. Disadari atau tidak, semuanya membutuhkan waktu. Kejayaan, kekayaan, ketampanan, kecantikan, jabatan, dan semuanya membutuhkan waktu. Tanpa waktu yang tepat semuanya tidak memiliki arti apa-apa. Kemarin, tadi adalah ungkapan untuk menyebut masa lalu dan itu sudah tidak dapat diulang, apalagi diharapkan kembali lagi. Yang bisa dilakukan dari masa lalu adalah dengan mengubah persepsi saja, bukan masuk untuk kembali. Sedangkan nanti atau besok adalah ungkapan yang menyatakan kesempatan yang belum dapat digapai. Masa depan bersifat abstrak dan hanya dapat direncanakan bukan dijalani. Kita tidak bisa masuk sebelum waktunya tiba. Yang dimiliki manusia adalah sekarang, saat ini. Sudah berapa kali kita mengatakan “Begitu cepatnya waktu.” Jangankan sehari, tanpa orientasi yang jelas, waktu satu tahun dapat berjalan begitu cepatnya seakan tidak terasa. Waktu akan terus berjalan maju meninggalkan semua yang dilewatinya, termasuk kita. Waktu tidak peduli dengan apa yang dilakukan manusia, ia hanya berjalan lurus tak kenal kompromi. Semuanya hanya sekali terjadi. Ketika harus dikatakan berulang, itu hanya kemiripan pola saja, bukan waktu. Pagi hari ini berbeda dengan pagi kemarin, begitu juga seterusnya. Dulu kita pernah mengenal berbagai kejayaan dan peradaban besar di masa lalu, tetapi semuanya kini tinggal cerita dan ditinggalkan oleh waktu. Masih beruntung ada sesuatu yang ditinggalkan berupa karya sehingga masih dapat dikenang dan kembali diceritakan bahkan sampai sekarang. Begitu juga dengan kita kelak. Menembus Batas Satu hal lain yang senantiasa hadir bersama waktu adalah tempat. Antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Di mana ada tempat di situ ada waktu, begitu pula sebaliknya. Keduanya adalah sebuah kesempatan. Apa yang kita jalani sekarang sebenarnya adalah satu di antara dua dunia yang ada. Kehidupan di dunia bersifat sementara saja, tidak kekal. Sehingga apapun yang dimiliki dan dirasakan akan hilang. Sedangkan kehidupan setelah dunia (baca: akherat) bersifat kekal, termasuk apa saja yang ada bersamanya. Manusia tinggal di dunia memiliki batasan waktu tertentu, yang berbeda dengan kehidupan setelahnya. Waktu lagi-lagi hadir bersama, menembus batas dua dunia. Sekali lagi, ia tidak dapat kembali, tetapi terus maju dan kekal. Di dalam kehadiran waktu yang bersifat kekal terdapat banyak pelajaran dan kesempatan yang dapat kita ambil untuk menjadikan hidup selalu menjadi lebih baik. Tidak hanya di satu kehidupan saja, tetapi pada kedua-duanya. Solo, 29 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar