Minggu, 15 September 2013

Habib Munzir al-Musawa

Kabar meninggalnya Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa Minggu (15/9) mengundang duka banyak kalangan. Pimpinan Majelis Rasulullah ini menghembuskan nafas terakhir pada pukul 15.30 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Habib Munzir, begitu beliau akrab disapa, mempunyai pemikiran yang luwes dan tidak ekstrim dalam menyikapi kehidupan berbangsa dan bernegara. Apa yang disampaikan menggunakan bahasa-bahasa lembut yang menyntuh kalbu (hati) siapa yang mendengarnya. Dalam berbagai ceramahnya beliau mengingatkan dan mengajarkan tujuan utama manusia diciptakan. Tentunya ini bukan berarti mengajarkan manusia hanya berada di dalam masjid untuk berdzikir.Justru dengan kesadaran hakekat penciptaan manusia dapat mewarnai setiap aktivitas setiap hari. Dalam bahasa beliau adalah kehidupan yang 'nabawiy' atau ala Rasulullah Saw. Jika menjadi poltisi, jadilah politisi yang nabawiy. Jadi orang kaya, jadilah orang kaya yang nabawiy, dan seterusnya. Betapa indahnya keadaan umat apabila seluruh lapisan masyarakat terwarnai dengan kenabawian (baca:kehidupan ala Rasulullah Saw),sehingga antara golongan miskin, golongan kaya, partai politik,pejabat pemerintahan terjalin persatuan dalam kenabawiyan, inilah dakwahRasulullah Saw yang hakiki. Masing-masing orang sibuk dengan urusannya, tetapi hati mereka bergabung dg satu kemuliaan. Inilah tujuan Nabi saw diutus, untuk membawa rahmat bagi sekalian alam. Habib Munzir dilahirkan Cianjur pada hari Jum'at 23 Februari 1973. Ayah beliau, Fuad Abdurrahman Almusawa adalah seorang ulama sekaligus jurnalis luar negeri. Setelah menyelesaikan pendidikan di bangku SMA,habib Munzir mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma’had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri Jakarta Selatan. Pernah juga mengambil kursus bahasa Arab di LPBA Assalafy Jakarta Timur, sebelum akhirnya memperdalam lagi Ilmu Syari’ah Islamiyah di Ma’had Al Khairat, Bekasi Timur, Kecintaanya pada ilmu menjadikan beliau meneruskan untuk lebih mendalami Syari’ah ke Ma’had Darul Musthafa, Tarim Hadhramaut Yaman pada tahun 1994. selama kurang lebih empat tahun disana beliau mendalami Ilmu Fiqh, Ilmu tafsir Al Qur;an, Ilmu hadits, Ilmu sejarah, Ilmu tauhid, Ilmu tasawuf, mahabbaturrasul saw, Ilmu dakwah,dan ilmu ilmu syariah lainnya. Habib Munzir Al-Musawa kembali ke Indonesia pada tahun 1998, dan mulai berdakwah, dengan mengunjungi rumah rumah, duduk dan bercengkerama dengan masyarakat dan memberi mereka jalan keluar dalam segala permasalahan. Atas permintaan mereka maka mulailah Habib Munzir membuka majlis. Awalnya jumlah yang hadirin tidak mencapai hitungan sepuluh. Meski demikian beliau terus berdakwah dengan meyebarkan kelembutan Allah Swtyang membuat hati pendengar sejuk. Beliau tidak mencampuri urusan politik,dan selalu mengajarkan tujuan utama kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada-Nya. Awal berdakwah beliau menggunakan kendaraan umum sambil membawa kitab-kitab yang akan diajarkan kepada jama'ah. Tak jarang beliau mendapat cemoohan dari orang-orang sekitar. Beliau bahkan pernah tidur di emperan toko ketika mencari murid dan berdakwah. Kini majlis taklim yang diasuhnya setiap malam Selasa di Masjid Al-Munawar Pancoran Jakarta Selatan dihadiri puluhan ribu jama'ah. Beliau juga membuka puluhan majlis taklim di seputar Jakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia. Beberapa kali juga beliau mengisi ceramah di salah satu televisi swasta. Bangsa ini pun kehilangan satu ulama besarnya lagi.. Solo,15 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar